
Farman Purnama
Guru Vokal & Kordinator
Adalah penyanyi bersuara tenor kelahiran Jakarta. Pada tahun 2009 ia memutuskan untuk menekuni karir di bidang musik secara lebih profesional dengan mempelajari seni pertunjukan vokal klasik di Belanda, tepatnya di Utrecht Conservatory (Hogeschool voor de Kunsten Utrecht) hingga tingkat Master di bawah arahan maestra Henny Diemer. Bakat seni vokalnya telah terbina terlebih dahulu di bawah bimbingan N. Simanungkalit, Pranadjaja, Anette Frambach dan Avip Priatna.
Sebelumnya, sarjana arsitektur Institut Teknologi Bandung (ITB) yang lulus di tahun 2002 ini sejak tahun 1999 bersama Batavia Madrigal Singers and Jakarta Chamber Orchestra telah sering tampil sebagai solis dalam beragam repertoir. Diantaranya terdapat opera-opera yang pernah dimainkannya yaitu Samson et Dalila karya Camille Saint-Saëns sebagai Samson (2006) dan bersama Paduan Suara Universitas Katolik Parahyangan ia memainkan tokoh Turiddu dalam opera Cavalleria Rusticana karya Pietro Mascagni (2005).
Pergelaran opera yang dibintanginya di level Internasional antara lain adalah pada tahun 2012 dalam opera Il Ritorno d’Ulisse in Patria karya Monteverdi, memainkan peran Iro and Giove, produksi dari Opera Studio Nederland di kota Amsterdam dan pada tahun 2014 dalam opera Cosi fan Tutte karya Mozart, berperan sebagai Ferrando, produksi dari Dutch National Opera Academy di kota Den Haag. Salahsatu peran tersulit di dunia opera bagi seorang tenor adalah tokoh Admeto dari opera Alceste karya Christoph W. Gluck, di bulan April tahun 2015 lalu Farman telah memerankannya dengan sangat gemilang di Utrecht.
Tahun 2006 ia mendapat kesempatan untuk menjadi solois Misa Coronation (Mozart) di Singapura dan pada Macau International Music Festival di Macau, bersama Orchestra Ensemble Kanazawa dari Jepang. Tahun 2007 ia menyanyikan bagian solo Misa Carl Maria Von Weber di Kanazawa Jepang, yang direkam dan diterbitkan oleh Warner Classic Japan.
Kepekaannya dalam mengolah vokal tak terbatas dalam ranah klasik tapi juga dalam musik pop. Perjalanannya di wilayah musik pop mengantarkannya untuk berkolaborasi dengan nama-nama besar dalam industri musik pop di tanah air seperti Elfa Secioria, Andi Rianto dan Addie MS. Ia adalah salah satu penyanyi dalam album Interlude dari Hati (bersama Magenta Orchestra) dan penyanyi utama dalam album Karena Cita Kita Ada: Tribute to Erros Djarot.
Seni panggung drama musik non klasik yang dilakoninya di awal tahun 2013 lalu adalah bermain sebagai tokoh Sangkuriang dalam drama musikal Sangkuriang.